Akhir-akhir ini sepak bola Indonesia sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, prestasi timnas merah putih dari junior hingga timnas senior sungguh mengecewakan. Hal ini bisa dilihat dari buruknya kinerja pemain timnas maupun buruknya kinerja wasit. Hal itu diperparah oleh buruknya kinerja PSSI kita, contohnya adalah pemilihan pemain timnas yang kurang transparan, dan kurangnya regenerasi pemain timnas.
Tengoklah pada negara- negara tetangga, dulu kita dengan Laos selalu menang, tapi yang terjadi pada SEA Games kemarin kita dipermalukan Laos 0-2. Selain itu juga kiprah dari pemain U-19 yang dianggap gagal. Dana yang dihabiskan untuk belajar di Uruguay nyatanya tidak membuat kinerja pemain kita menjadi baik, bahkan kita dibantai Jepang 7-0 di kandang kita sendiri.
Puncaknya adalah gagalnya timnas senior Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia tahun 2011 di Doha, Qatar ketika menghadapi Oman di Gelora Bung Karno. Pertandingan yang dimenangkan Oman 2-1 ini diwarnai masuknya penonton Indonesia yang kurang puas dengan aksi timnas malam itu. Hal ini menambah daftar kelam dunia persepakbolaan di Indonesia sepanjang tahun 2009. Jika PSSI tidak merubah kinerjanya, jangan berharap timnas dapt masuk ke Piala Dunia!!!
Memasuki tahun 2010, kita berharap akan majunya sepak bola Indonesia. Akan tetapi baru awal tahun sebuah kejadian yang membuat sepak bola Indonesia semakin terpuruk. Tepatnya pada tanggal 22 Januari ketika suporter kesebelasan Persebaya Surabaya yang biasa disebut Bonek (Bondo Nekat) berbondong-bondong ke Bandung untuk mendukung Persebaya melawan Persib Bandung. Para Bonek itu naik kereta api menuju ke Bandung. Naasnya satu Bonek tewas akibat terjatuh dari atap kereta. Di tengah perjalanan, yaitu tepatnya ketika melintasi kota Solo para Bonek tiba-tiba melempari rumah-rumah yang berada disepanjang pinggiran rel menggunakan batu. Akibatnya banyak rumah warga pinggiran rel yang rumahnya rusak parah.
Hal itu menandakan bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini tidak bermoral. Mengapa Bonek dapat berbuat anarkis seperti itu padahal warga Solo tidak melakukan perbuatan apapun yang merugikan Bonek. Jika hal ini (Bonek) dibiarkan terus menerus, maka mereka akan merajalela membuat kerusakan di mana-mana yang pastinya juga akan merugikan pihak klub (Persebaya) maupun PSSI.
Tengoklah pada negara- negara tetangga, dulu kita dengan Laos selalu menang, tapi yang terjadi pada SEA Games kemarin kita dipermalukan Laos 0-2. Selain itu juga kiprah dari pemain U-19 yang dianggap gagal. Dana yang dihabiskan untuk belajar di Uruguay nyatanya tidak membuat kinerja pemain kita menjadi baik, bahkan kita dibantai Jepang 7-0 di kandang kita sendiri.
Puncaknya adalah gagalnya timnas senior Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia tahun 2011 di Doha, Qatar ketika menghadapi Oman di Gelora Bung Karno. Pertandingan yang dimenangkan Oman 2-1 ini diwarnai masuknya penonton Indonesia yang kurang puas dengan aksi timnas malam itu. Hal ini menambah daftar kelam dunia persepakbolaan di Indonesia sepanjang tahun 2009. Jika PSSI tidak merubah kinerjanya, jangan berharap timnas dapt masuk ke Piala Dunia!!!
Memasuki tahun 2010, kita berharap akan majunya sepak bola Indonesia. Akan tetapi baru awal tahun sebuah kejadian yang membuat sepak bola Indonesia semakin terpuruk. Tepatnya pada tanggal 22 Januari ketika suporter kesebelasan Persebaya Surabaya yang biasa disebut Bonek (Bondo Nekat) berbondong-bondong ke Bandung untuk mendukung Persebaya melawan Persib Bandung. Para Bonek itu naik kereta api menuju ke Bandung. Naasnya satu Bonek tewas akibat terjatuh dari atap kereta. Di tengah perjalanan, yaitu tepatnya ketika melintasi kota Solo para Bonek tiba-tiba melempari rumah-rumah yang berada disepanjang pinggiran rel menggunakan batu. Akibatnya banyak rumah warga pinggiran rel yang rumahnya rusak parah.
Hal itu menandakan bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini tidak bermoral. Mengapa Bonek dapat berbuat anarkis seperti itu padahal warga Solo tidak melakukan perbuatan apapun yang merugikan Bonek. Jika hal ini (Bonek) dibiarkan terus menerus, maka mereka akan merajalela membuat kerusakan di mana-mana yang pastinya juga akan merugikan pihak klub (Persebaya) maupun PSSI.
1 komentar:
Bonek dancuk
Posting Komentar