Tampilkan postingan dengan label Entertainment. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Entertainment. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Maret 2010

Hasil Lobi Serta Mekanisme Voting Rapat Paripurna


Setelah enam jam diskors, akhirnya sidang paripurna pembahasan rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century dibuka kembali. Ketua DPR Marzuki Alie membuka rapat dengan mengumumkan hasil lobi.

"Setelah melalui lobi yang hangat dan penuh kebersamaan, izinkan saya membacakan hasil lobi antara pimpinan dengan pimpinan fraksi," kata Marzuki Alie dalam sidang paripurna, Gedung DPR, Jakarta, Rabu 3 Maret 2010.

Lobi-lobi dilakukan antara pimpinan DPR dengan fraksi-fraksi DPR. Salah satu keputusan itu adalah terdapat dua pilihan materi pengambilan keputusan.

Terdapat dua pilihan materi pengambilan keputusan melalui mekanisme pemungutan suara secara terbuka. Pilihan itu yakni:

A. Alternatif pertama, yaitu opsi A atau opsi C
B. Alternattif kedua, yaitu opsi A atau opsi C atau opsi gabungan A dan C

"Adapun mekanisme pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka," kata dia.

Pengambilan keputusan akan dilakukan terhadap alternatif yang memperoleh suara terbanyak. "Apakah opsi A atau C, atau alternatif ke-2, opsi A, atau AC," ujar dia.

Poin ketiga yakni terhadap adanya opsi gabungan AC. "Fraksi pengusul dalam lobi akan menyiapkan rumusannya dan akan disiapkan dalam forum paripurna malam ini," tegas dia.

Seperti diketahui, Demokrat dengan PKB termasuk dalam kubu pertama yakni pendukung Opsi A. Pendukung kebijakan bail out Bank Century meski implementasinya diduga melanggar peraturan perundang-undangan.

Golkar bersama PKS, Gerindra, Hanura, dan PDI Perjuangan, berada di kubu kedua, pendukung Opsi C. Opsi ini menilai kebijakan bail out itu sendiri bermasalah dan implementasinya juga bermasalah.

Selengkapnya...

Selasa, 23 Februari 2010

RUU Nikah Sirri

Aturan pemidanaan pelaku nikah siri atau nikah 'urfy' bisa terlaksana jika pemerintah merombak total undang-undang poligami. Undang-undang poligami dinilainya sebagai aturan yang berlebihan sehingga memunculkan penikahan siri atau pernikahan bawah tangan tanpa pencatatan di Kantor Urusan Agama (KUA).

"Mengembalikan aturan poligami ke relnya," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar kepada VIVAnews, Jumat 19 Februari 2010.


Menurutnya, dengan mengembalikan aturan poligami itu lebih baik daripada mengharamkan nikah siri. "Kembalikan aturan poligami ke relnya, dan biarkan pengadilan agama yang menilai seseorang ini bisa berlaku adil atau tidak saat berpoligami," ujar Gusrizal.

Ia khawatir, jika nikah siri atau nikah ’urfy diharamkan akan menimbulkan persoalan baru bagi bangsa ini. "Berzina atas dasar suka sama suka tidak dihikum, bagaimana mungkin orang melakukan sesuatu yang halal malah dihukum,?" ungkapnya.

MUI juga menilai pemerintah kebablasan jika pelaku nikah siri dipidanakan. Pengharaman nikah siri dikhawatirkan akan melegalkan 'kumpul kebo'.

Nikah sirri secara nasional telah disepakati sah secara Islam oleh ulama dalam ijtima’ nya saat di Ponorogo. "Pemidanaan terhadap pelaku nikah siri tidak masuk akal dan terasa aneh," ujarnya.

Menurut Gusrizal, nikah siri, atau nikah ’urfy yang ditemukan di dalam fiqh, merupakan pernikahan yang sah secara Islam. Untuk mendudukan nikah siri menurut pandangan Islam di Tanah Air, Gusrizal menyebutnya sebagai nikah ’urfy.

"Secara Islam, nikah siri banyak diperdebatkan dan lebih berat kepada haram," katanya. Dalam unsur fiqh, nikah siri berarti pernikahan yang tidak diketahui orang banyak dan dilakukan secara diam-diam. Sir dalam bahasa Arab diartikan sembunyi.

Ia mengatakan, ini yang perlu didudukan dalam konteks nikah siri di Indonesia. Meskipun ada kekeliruan dalam pemaknaan nikah siri, menurutnya, apa yang berkembang dalam ummat saat ini lebih kepada nikah u’rfy.

"Ini (nikah ’urfy atau nikah siri) sah, karena sesuai dengan syariat Islam. Karena di Indonesia muncul undang-undang yang perlu untuk pencatatan pernikahan untuk melindungi hak azazi wanita, ulama menyetujui konsep tersebut," ujarnya.

Hanya saja, tegasnya, untuk meloloskan sebuah rancangan undang-undang, pemerintah mengharamkan apa yang sebenarnya halal secara Islam.
Selengkapnya...

Minggu, 03 Januari 2010

Oldest Man In The World Died

Henry Allingham, the oldest man in the world and one of the last survivors of World War I, died at the age of 113 years. Allingham, who once praised the joke with a long life because "cigarettes, whiskey and wild women", died in sleep at the nursing home St. Dunstan near Brighton, on the south coast of England.

"He died very peacefully and in a very comfortable sleep", a spokesman said as quoted Reuters. "There is no special case, it was just 113 years."

Allingham, who became the oldest man in the world in June, following a death Tomuji Tanabe of Japan, has five grandchildren, 12 great-grandchild, ciacat children 14 grandchildren and one great-grandchild.


He was born in 1896, the same year Henry Ford created the Ford Quadricycle, pioneering the modern day car. Of Queen Victoria is still on the throne when he was a son small. Life span three centuries and five English king. He lived for 113 years and 42 days.

In the world War I, he served with the office for air force sea kingdom, war activists in Jutland, the largest sea battle of that war. He was then sent to the Royal Air Force troops when it was formed at the end of the war in 1918. He is a member of the last living of the troops.

"Knowledge about the war, virginity, character, all that extraordinary", said the spokesperson. PM Gordon Brown, who met with the warnings on the day Allingham veteran, he he conveyed grief to his family.

"I get the honor to meet Henry often. He is a great character, a representative of the last generation of great character", said Brown. A spokesperson for Buckingham Palace said Queen Elizabeth heard the sad his death. "He is one of the very generation who sacrifice a lot for all of us," said the spokesperson.

Allingham's wife, Dorothy, who married in 1918, died in 1970, after more than 50 years of marriage. Allingham life more than in children and most of her female descendants in the U.S.

Towards the last part of his life, Allingham play the role of narrative in history and provide information that younger generations about World War I. Those who heard him speak to praise the strength of his memory and his voice. Funeral will take place end of this month in Brighton.

Selengkapnya...

Kamis, 17 Desember 2009

Kirab Pusaka Dan Kerbau Bule


Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki beraneka ragam kebudayaan. Bahkan sampai sekarang pun, tradisi masyarakat kuno masih tetap dilakukan di tengah-tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat. Masyarakat kita banyak yang percaya bahwa suatu tradisi memiliki kekuatan magis yang luar biasa, sehingga tidak heran kalau pola pikir masyarakat kita mengacu pada hal-ha yang takhayul dan tidal logis.Namun di satu sisi kita harus tetap bangga akan keaneragaman budaya yang kita miliki karena tidak sedikit negara yang iri akan kebuyaan yang kita miliki. Misalnya saja negara tetangga kita(Malaysia) yang mengakui bahwa lagu "Rasa Sayange" yang berasal dari Ambon tersebut sebagai lagu kebudayaan negara tersebut. Untuk itu, agar sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mengetahui adat kebudayaan dan tradisi yang berkembang di masyarakat.


Tadi malam(Kamis,17/12/2009) masyarakat kita khususnya masyarakat Jawa khusunya lagi masyarakat Solo menggelar kirab pusaka yang diikuti kirab kerbau bule(kebo bule). Setiap malam 1 muharam atau terkenal malam satu Suro , maka kraton Solo akan menggelar ritual Jamas dan Kirab Pusaka Kraton, ikut serta juga dalam acara kirab tersebut beberapa ekor kebo bule ( Kerbau ) yang di juluki Kebo Kyai Slamet . Acara kirab pusaka ini berangkat dari kraton Solo tepat pada jam 12 malam dan mengelilingi beberapa jalan protokol di kota Solo dengan di iringi oleh punggawa istana dan para pasukan istana. Upacara ini di gelar untuk menghormati dan sekaligus memperingati Bulan Suro ( Muharam ) . Uniknya pada saat acara berlangsung maka banyak warga maupun abdi dalem keraton yang melakukan ritual "Tapa Bisu".

Kegiatan Kirab ini hingga sekarang selalu menjadi salah satu momentum yang paling meriah di kota Solo , dan selalu menarik minat masyarakat kota Solo pada khususnya untuk melihat dan mengikuti prosesi ini . Banyak juga masyarakat di sekitar kota solo , bahkan dari luar kota dan para turis asing sangat antusias mengikuti acara tradisional tersebut .

Apabila upacara kirab yang di ikutkan di dalamnya Kebo kyai slamet tersebut benar benar sangat di tunggu oleh masyarakat . Acara yang sudah menjadi kegiatan rutin Kraton solo tersebut , selainkan menampilkan mitos dan legenda kebo kyai slamet , juga bermacam macam keris dan tosan aji istan lainnya yang di arak keliling dengan sebuah prosesi upacara spiritual dan kental sekali dengan budaya Jawa .

Kerbau-kerbau bule milik Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini diberi nama sesuai dengan nama nenek moyangnya dahulu yaitu Kyai Slamet.
Pada awalnya, kerbau bule ini bertugas untuk menjaga satu pusaka milik karaton yang bernama Kyai Slamet, sehingga akhirnya, kerbau bule itu pun diberi nama Kyai Slamet, selaras dengan pusaka yang dijaganya.

Menurut cerita, kerbau bule ini sudah ada disebut-sebut dalam Babad Solo sejak jaman Ingkang Sinuwun Sri Susuhunan Paku Buwana II atau sekitar 250 tahun yang lalu. Tidak disebut dari mana asal kerbau bule yang tadinya hanya sepasang ini tapi ada cerita dari mulut kemulut yang menyatakan bahwa kerbau-kerbau bule itu adalah hadiah dari raja seberang lautan.
Sehari-harinya, kerbau-kerbau yang kini jumlahnya lebih dari 10 ekor ini bisa ditemui di Sitihinggil Selatan Alun-alun Selatan Karaton Solo, namun ada kalanya kawanan ini bergerak di daerah-daerah di seputaran Solo bahkan sampai ke Ngawi, Jawa Timur!

Hewan ini masih dianggap bertuah oleh sebagian masyarakat tradisional Solo, mungkin karena jabatannya sebagai penjaga pusaka Keraton sehingga hal ini terjadi. Namun yang jelas, tiap malam 1 Sura, kerbau-kerbau ini akan menjadi "cucuking lampah" atau pasukan pembuka jalannya kirab pusaka keraton yang pasti diadakan pada malam tersebut, dan jangan heran jika saat kebetulan menyaksikan kirab tersebut, akan terlihat beberapa orang yang mengambil dan menyimpan kotoran kerbau-kerbau itu....
Selengkapnya...

Minggu, 31 Mei 2009

Harry Potter


Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi karya J. K. Rowling dari Inggris mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini, Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi film, video game, dan beragam merchandise.

Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat Lord Voldemort, yang menggunakan Ilmu Hitam untuk membunuh orangtua Harry.


Kesemua tujuh buku yang direncanakan Rowling dalam seri novel ini telah diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli bahasa Inggris diterbitkan pada 16 Juli 2005, sementara buku ketujuh, Harry Potter dan Relikui Kematian diluncurkan di seluruh dunia pada 21 Juli 2007 (versi terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan pada tanggal 13 Januari 2008). Enam buku pertama dalam seri novel ini secara keseluruhan telah terjual lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa.

Atas kesuksesan novel-novelnya ini, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan. Versi-versi asli dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit Bloomsbury di Inggris Raya, Scholastic Press di Amerika Serikat, Allen & Unwin di Australia, dan Raincoast Books di Kanada. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Lima buku pertama telah diangkat menjadi film layar lebar oleh Warner Bros. dan mendulang kesuksesan besar. Film kelima, Harry Potter and the Order of the Phoenix, mulai diambil gambarnya pada Februari 2006, dan dirilis pada 11 Juli 2007 di Amerika Serikat.

Tentang penciptaan Harry Potter

Ide tentang Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling menceritakan pengalamannya itu:

“ Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detel bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki ceking berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya. ”

Pada tahun 1995, buku pertama berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dan naskahnya dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak Philosopher's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.

Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas. Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama samaran yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena ia tidak memiliki nama tengah.

Buku pertama Harry Potter diterbitkan di Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di Amerika Serikat buku ini diterbitkan oleh Scholastic pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada saat itu). Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "Philosoper's Stone" atau batu filsuf adalah kata dalam bidang alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.

Selama hampir satu dasawarsa, Harry Potter telah mengalami kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang dianggap ketinggalan zaman ketimbang video game dan internet. Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis Harry Potter dan Piala Api dan Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal. Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku Harry Potter (di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda, untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa.

Kisah

Kisah dibuka dengan perayaan tak terkendali di dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry, kutukan pembunuh yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry sebutan khusus di kalangan dunia sihir, "Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup". Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya.

Pada malam berikutnya, seorang penyihir membawa Harry ke rumah Bibi dan Pamannya, Dursley, tempat di mana ia akan tinggal bertahun-tahun setelahnya. Keluarga Dursley adalah famili Harry yang kejam dan merupakan orang-orang non-penyihir. Mereka senantiasa berusaha menyembunyikan latar belakang Harry yang merupakan penyihir dan keturunan penyihir, dan memberinya hukuman jika terjadi kejadian-kejadian aneh.

Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mendapatkan kontak pertamanya dengan dunia sihir, ketika ia menerima surat dari Sekolah Sihir Hogwarts, yang berusaha disembunyikan oleh Paman dan Bibinya, hingga ia tidak berhasil membaca surat tersebut. Surat itu pada akhirnya dapat dibacanya setelah ia ditemui oleh Hagrid, Pengawas Binatang Liar di Hogwarts. Hagrid memberitahunya bahwa ia sesungguhnya adalah seorang penyihir, dan surat itu memberitahunya bahwa ia disediakan tempat untuk belajar di Hogwarts. Setiap jilid dari novel Harry Potter mengisahkan mengenai satu tahun kehidupan Harry, yang kebanyakan dihabiskannya dalam pelajaran di Hogwarts, di mana ia mempelajari penggunaan sihir dan membuat ramuan. Harry juga mempelajari bagaimana mengatasi rintangan-rintangan sihir, sosial, dan emosi selama masa remajanya. Dalam periode yang sama, Voldemort juga berusaha untuk kembali ke tubuh fisiknya dan mengembalikan seluruh kekuatannya, sementara Kementrian Sihir berusaha juga untuk menolak untuk mengakui adanya ancaman akan kembalinya Voldemort. Penolakan Kementerian Sihir ini kemudian menyebabkan banyak kesulitan bagi Harry Potter.

Dunia Harry Potter

Dunia sihir dalam kisah Harry Potter adalah dunia yang ada di dunia kita sekarang tapi juga sekaligus terpisah sama sekali secara sihir. Kalau diperbandingkan, dalam kisah fantasi Narnia dunia sihirnya merupakan dunia alternatif, sementara dalam Lord of the Rings Bumi-Tengah merupakan dunia mite pada masa lampau. Lingkungan sihir Harry Potter dikisahkan berada di tengah-tengah dunia kita saat ini, dengan benda-benda sihir yang mirip dengan benda-benda di lingkup non-sihir. Lembaga-lembaga dan lokasi-lokasinya pun mirip atau malah sama dengan yang berada di dunia nyata, seperti London. Lingkungan sihir sama sekali tidak dapat terlihat oleh populasi non-sihir (atau Muggle, misalnya: Keluarga Dursley).

Bakat sihir adalah kemampuan alami yang telah ada sejak lahir, tidak dapat muncul karena dipelajari. Mereka yang memiliki bakat sihir harus mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah seperti Hogwarts untuk dapat menguasai dan mengontrolnya. Namun demikian, ada kemungkinan anak-anak yang lahir di keluarga penyihir yang hanya memiliki sedikit bakat sihir atau malah tidak ada sama sekali (disebut "Squibs", misalnya Mrs. Figg, Argus Filch). Para penyihir belum tentu dilahirkan dalam keluarga penyihir, dan banyak dari mereka yang dilahirkan dari orang tua (para Muggle) yang sama sekali tidak mengenal sihir. Mereka yang murni berdarah penyihir seringkali tidak terbiasa dengan dunia Muggle, malah terasa lebih aneh bagi mereka ketimbang kita memandang dunia mereka. Namun demikian, dunia sihir dan elemen-elemennya yang menakjubkan itu digambarkan sebagai dunia-yang-sangat-mirip-dengan-dunia-nyata. Salah satu tema utama dalam novel ini adalah keberadaan dunia sihir dan dunia biasa; di mana para tokohnya hidup dalam lingkungan yang memiliki masalah-masalah yang "normal", sekalipun mereka hidup di antara sihir.

Kemurnian darah (Harry Potter):

Para penyihir pada umumnya memandang Muggle dengan sikap merendahkan dan curiga, masalahnya, sikap ini menjadi kefanatikan bagi sebagian kecil penyihir. Mereka yang fanatik ini mengkotak-kotakkan diri mereka atas dasar banyaknya leluhur mereka, di mana penyihir "berdarah-murni" (mereka yang keluarganya seluruhnya adalah penyihir) dianggap sebagai yang paling tinggi, penyihir "berdarah-campuran" (mereka yang memiliki keturunan penyihir dan Muggle) pada tingkat menengah, dan "kelahiran-Muggle" (mereka yang tanpa keturunan penyihir) sebagai yang terendah. Para pendukung kemurnian-darah percaya bahwa hanya mereka yang "berdarah-murni"-lah yang berhak mengontrol dunia sihir, dan tidak menganggap bahwa penyihir "kelahiran-Muggle" sebagai penyihir yang sesungguhnya. Beberapa dari mereka bahkan bertindak terlalu jauh dengan membunuhi para "kelahiran-Muggle" supaya jangan dapat mempelajari sihir. Kebanyakan kaum fanatik ini adalah berdarah-murni, sekalipun perlu dicatat bahwa Voldemort, yang mendukung fanatisme ini, sesungguhnya adalah penyihir berdarah-campuran. Selain itu, sebenarnya hanya tinggal sedikit sekali penyihir yang benar-benar berdarah-murni, oleh karena tanpa menikah dengan populasi Muggle, para penyihir lama kelamaan akan habis. Namun demikian, banyak keluarga penyihir yang menutupi bahwa ada di antara keluarga mereka yang menikahi kaum Muggle. Salah satu contoh keluarga seperti ini adalah dalam keluarga Black

Publikasi Buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran

Publikasi besar-besaran Half-Blood Prince diwarnai dengan kontroversi yang tak terelakkan dan tidak terduga sebelumnya. Pada Mei 2005, para petaruh di Inggris menangguhkan taruhan mengenai tokoh utama mana yang akan tewas dalam buku tersebut karena kekhawatiran akan adanya petaruh dengan pengetahuan orang-dalam. Sejumlah taruhan besar dibuat untuk kematian Albus Dumbledore, kebanyakan berasal dari Bungay, Suffolk, tempat di mana buku-buku tersebut dicetak. Pertaruhan kemudian dibuka kembali. Kontroversi lainnya termasuk "hak membaca" buku-buku Potter yang tidak sengaja terjual sebelum tanggal peluncurannya, masalah lingkungan mengenai sumber dari kertas yang dipergunakna untuk mencetak jutaan buku tersebut, dan reaksi penggemar terhadap perkembangan plot dan pengungkapan dalam novel tersebut.

Pada awal Juli 2005, Real Canadian Superstore, sebuah toko retail besar di Coquitlam, British Columbia, Kanada, secara tidak sengaja menjual empat belas buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran yang resmi. Penerbit Kanada, Raincoast Books, mendapatkan perintah keras dari Mahkamah Agung British Columbia untuk melarang pembelinya membaca buku-buku tersebut sebelum tanggal rilis resmi dan melarang mereka untuk membicarakan isinya.

Para pembeli tersebut ditawari sebuah kaus Harry Potter dan buku yang telah ditandatangani penulisnya jika mereka mengembalikan buku-buku itu sebelum 16 Juli 2005.

Pada 15 Juli 2005, kurang dari 12 jam sebelum buku ini resmi diluncurkan, Raincoast memperingatkan koran The Globe and Mail yang mempublikasikan sebuah resensi dari seorang penulis Kanada pada tengah malam, sebagaimana dijanjikan koran tersebut, sebagai pelanggaran atas perintah pengadilan akan kerahasiaan perdagangan. Perintah pengadilan ini dengan segera menjadi berita di berbagai artikel berita yang menyatakan bahwa perintah itu telah melanggar hak-hak asasi. Seorang guru besar hukum Kanada, Michael Geist mengomentari masalah ini dalam weblognya. Richard Stallman, seorang aktivis lingkungan dan pendiri GPL menyerukan pemboikotan, dan meminta penerbitnya untuk meminta maaf. The Globe and Mail mempublikasikan resensi dari dua orang penulis dari Inggris pada edisi 16 Juli, dan mempublikasikan resensi dari penulis asal Kanada tadi pada situs web mereka pada pukul 9 pagi. Penjelasan juga tersedia di situs web Raincoast.

Selain kontroversi tersebut di atas, pada minggu yang sama, sebuah toko swalayan Chicago, Walgreens, secara tidak sengaja juga menjual sebuah buku tersebut. Ketika si pembeli membaca mengenai insiden di Kanada di Internet, pembeli ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengembalikan buku tersebut, tapi ia tidak akan membaca novel tersebut hingga tanggal rilis Amerika Serikat.

Kontroversi Lingkungan Hidup

Buku Harry Potter ini juga membuat kontroversi pada masalah lingkungan hidup. Sebelum dan sesudah peluncuran buku tersebut, organisasi lingkungan Greenpeace dan National Wildlife Federation, mendorong konsumen di Amerika Serikat yang berencana membeli Harry Potter and the Half-Blood Prince untuk membelinya dari terbitan Kanada, Raincoast Books, yang mencetaknya di atas kertas daur ulang 2%, bebas-klorin, dan tidak menggunakan bahan dari pepohonan purba. Edisi Amerika Serikat pada buku tersebut, yang diterbitkan oleh Scholastic Press, dicetak di atas kertas yang tidak diketahui kadar persentase daur ulangnya, karena Scholastic menolak untuk mengumumkannya kepada publik. Namun Scholastic mengklaim di halaman terakhir buku tersebut, bahwa buku itu tidak menggunakan serat kayu dari pepohonan purba.

Selengkapnya...

The Hero © 2008 Dimiliki Oleh:
Eko Purwanto